Kenaikan muka air laut telah menjadi salah satu isu lingkungan yang paling mengkhawatirkan dalam dekade terakhir, terutama bagi negara kepulauan seperti Indonesia. Dengan lebih dari 13,000 pulau dan garis pantai sepanjang 95,000 km, dampak dari fenomena ini bisa sangat signifikan, terutama bagi kota-kota pesisir.

Dampak Kenaikan Muka Air Laut Terhadap Kota-kota Besar:

Solusi dan Adaptasi:

Penting bagi pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya untuk mencari solusi adaptif. Beberapa langkah yang bisa diambil:

  1. Pembangunan Tembok Laut (Seawall): Sebagai barier langsung terhadap gelombang laut, tembok laut bisa membantu mencegah banjir rob. Namun, solusi ini membutuhkan investasi besar dan pemeliharaan rutin.
  2. Rehabilitasi Mangrove: Mangrove berfungsi sebagai pelindung alami terhadap erosi pantai. Selain itu, mangrove juga berperan dalam menyerap karbon dioksida dan mendukung kehidupan biota laut.
  3. Pembangunan Terintegrasi: Pendekatan ini melibatkan perencanaan kota yang mempertimbangkan risiko, mulai dari pemilihan lokasi bangunan hingga desain infrastruktur.
  4. Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat: Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang dampak dan risiko penting untuk memotivasi adaptasi dan partisipasi aktif dalam solusi.

Kesimpulan:

Kenaikan muka air laut bukan hanya tantangan bagi lingkungan, tetapi juga bagi sosio-ekonomi kota-kota pesisir di Indonesia. Dengan kerjasama antar sektor dan pendekatan yang komprehensif, kita bisa meredam dampak negatif dan memastikan keberlanjutan kota-kota kita di masa depan.


Referensi:

  1. IPCC. “Special Report on the Ocean and Cryosphere in a Changing Climate”.
  2. World Bank. “Groundswell: Preparing for Internal Climate Migration”.
  3. BMKG.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *