
Kenaikan muka air laut telah menjadi salah satu isu lingkungan yang paling mengkhawatirkan dalam dekade terakhir, terutama bagi negara kepulauan seperti Indonesia. Dengan lebih dari 13,000 pulau dan garis pantai sepanjang 95,000 km, dampak dari fenomena ini bisa sangat signifikan, terutama bagi kota-kota pesisir.
Dampak Kenaikan Muka Air Laut Terhadap Kota-kota Besar:
- Jakarta: Sudah lama diketahui bahwa Jakarta tenggelam sekitar 5-10 cm per tahun. Meskipun banyak faktor yang berkontribusi, kenaikan muka air laut adalah salah satu penyebab utama. Dampak yang terlihat adalah banjir rob dan intrusi air asin ke dalam sistem air tawar kota.
- Surabaya: Sama seperti Jakarta, Surabaya juga menghadapi risiko banjir rob dan intrusi air asin. Daerah-daerah pesisir seperti Kenjeran dan sekitarnya sudah merasakan dampak langsung dari hal ini.
- Semarang: Erosi pantai dan banjir rob telah menjadi masalah serius di Semarang. Beberapa daerah pesisir kota ini telah berada di bawah permukaan laut saat pasang tertinggi.
Solusi dan Adaptasi:
Penting bagi pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya untuk mencari solusi adaptif. Beberapa langkah yang bisa diambil:
- Pembangunan Tembok Laut (Seawall): Sebagai barier langsung terhadap gelombang laut, tembok laut bisa membantu mencegah banjir rob. Namun, solusi ini membutuhkan investasi besar dan pemeliharaan rutin.
- Rehabilitasi Mangrove: Mangrove berfungsi sebagai pelindung alami terhadap erosi pantai. Selain itu, mangrove juga berperan dalam menyerap karbon dioksida dan mendukung kehidupan biota laut.
- Pembangunan Terintegrasi: Pendekatan ini melibatkan perencanaan kota yang mempertimbangkan risiko, mulai dari pemilihan lokasi bangunan hingga desain infrastruktur.
- Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat: Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang dampak dan risiko penting untuk memotivasi adaptasi dan partisipasi aktif dalam solusi.
Kesimpulan:
Kenaikan muka air laut bukan hanya tantangan bagi lingkungan, tetapi juga bagi sosio-ekonomi kota-kota pesisir di Indonesia. Dengan kerjasama antar sektor dan pendekatan yang komprehensif, kita bisa meredam dampak negatif dan memastikan keberlanjutan kota-kota kita di masa depan.
Referensi: